Wednesday, December 30, 2009

Deteksi Dini Kanker Rongga Mulut

Tumor merupakan suatu benjolan atau pembengkakan. Namun istilah tumor sekarang ini diterapkan hanya untuk massa neoplastik. Tumor adalah pertumbuhan baru dari suatu jaringan yaitu terjadi multiplikasi sel yang tidak terkontrol dan bersifat progesif .
Neoplasma dapat dibedakan berdasarkan sifatnya menjadi neoplasma jinak (benigna) dan neoplasma ganas (maligna). Kanker adalah istilah umum untuk menunjukkan neoplasma ganas.Tumor ganas memiliki karesteristik yang berbeda dengan tumor jinak, tumor ini tumbuh dengan cepat, tidak berkapsul sehingga tidak tumbuh dipisahkan dari sekitarnya dapat menyusup kejaringan sekitarnya, tidak berguna bagi tubuh, maupun melepaskan diri dari tumor induk (tumor primer) dan memasuki sirkulasi untuk menyebar ketempat lain membentuk tumor sekunder, sel-selnya berdiferensiasi (anaplastik).
Tumor ganas rongga mulut adalah tumor yang berada di rongga mulut. Semua jaringan dirongga mulut dapat terkena. Dari tumor ganas yang menyerang tubuh kurang lebih 2-6% terjadi di rongga mulut. Tumor ganas rongga mulut secara histologis dibagi dua : Tumor ganas yang berasal dijaringan epitel disebut karsinoma sedangkan yang berasal dari jaringan pendukung atau mesenkhim disebut sarkoma.
Deteksi dini keganasan adalah mengenali atau mencurigai tumor ganas rongga mulut tahap awal secara klinis dan mendiagnosa tumor ganas rongga mulut tahap dini pada kasus-kasus yang belum menimbulkan keluhan (asimtomatik) atau dalam tahap yang masih bisa disembuhkan.Mendeteksi tumor ganas rongga mulut pada manifestasi klinisnya yang paling dini sangat penting, karena terdapat hubungan antara kelangsungan hidup dan tahap penyakit pada waktu diagnosa ditegakkan (The Cancer Information,2003 ).
Tanda umum keganasan (ACS,2003;Cancer Group,2003;The Wisdom,2003).
Gejala awal suatu neoplasma sukar ditentukan secara pasti karena adanya masa laten belum manifestasi klinis suatu tumor dapat dideteksi. Pada masa dini bentuk kelainan masih kecil, belum meluas ke jaringan sekitarnya dan biasanya masih dapat diobati secara efektif .
American Cancer Society telah membuat formulasi yang mudah diingat untuk mendeteksi beberapi jenis tumor tertentu secara dini. Formulasi ini disebut “Delapan Tanda Peringatan Kanker Dini” yaitu :
-Perubahan dalam kebiasaan defekasi dan berkemih.
-Luka tidak dapat sembuh.
-Pendaraha atau mengeluarkan cairan yang tidak lazim.
-Penebalan atau benjolan dibuah dada atau tempat lain.
-Gangguan pencernaan atau sukat menelan.
-Perubahan pada kutil atau tahi lalat.
-Batuk hebat atau suara serak.
-Bercak merah pada mukosa mulut.

Tanda-tanda dini keganasan pada rongga mulut ( Cancer Group,2003 ).
Untuk mendeteksi tumor ganas secara dini, selain delapan formasi yang disebut diatas, perlu diperhatikan pula tanda-tanda yang biasa ditemukan pada tumor ganas rongga mulut seperti berikut ini :
-Ulserasi atau erosi
-Terjadi karena kerusakan epitel sehingga mempengaruhi proses mutasi sel, hilangnya pelekatan interseluler, dan gangguan pada laminal basal.
-Eritema
Tanda kemerahan yang menunjukkan adanya inflamasi, menipisnya epitel dan hilangnya keratinisasi.
-Indurasi;
Pengerasan terjadi karena peningkatan jumlah sel epitel dan proses inflamasi.
-Fiksasi;
Pembelahan sel yang abnormal akan menginfasi struktur yang lebih dalam sampai keotot dan tulang.
-Kronisitas;
Tumor ganas bukan penyakit yang dapat sembuh secara spontan, oleh karena itu lasi keganasan secara normal tidak akan hilang tanpa terapi.
-Lympadenopati;
Pengerasan dengan atau tanpa pembesaran kelenjar regional terjadi karena penyebaran sel neoplastik melalui pembuluh lymph.

Monday, December 28, 2009

Lindungi Hati Anda



Walaupun hepatitis virus merusak hati kita jelas kita ingin agar
hati tetap dilindungi, jadi sebaiknya kita membicarakannya
dengan dokter, dan mempertimbangkan yang berikut:
-Minta divaksinasikan terhadap hepatitis A dan B bila belum
ada antibodi terhadapnya.
-Jangan memakai alat bergantian:
-alat dan perlengkap suntikan, termasuk jarum, semprit,
sendok, kapas, air, sedotan;
-sikat gigi, alat cukur, alat kuku, benda lain yang dapat
menahan darah.
-Coba mengurangi atau menghentikan penggunaan alkohol.
Alkohol meningkatkan risiko menjadi sirosis dan kanker
hati secara bermakna.
-Bila kita mempunyai HBV atau HCV kronis, kita sebaiknya
mencari dokter yang memahami hepatitis virus. Bila kita
mempertimbangkan terapi, yang terbaik adalah pendekatan
tim, termasuk spesialis hati, spesialis HIV atau penyakit
dalam, dan psikiater.
-Periksa ke dokter secara berkala, termasuk pemeriksaan
enzim hati. Catat hasil tes yang penting – enzim hati, viral
load, genotipe.
-Makan diet yang seimbang dengan sayuran segar, buahbuahan,
buncis, daging tidak berlemak.
-Kurangi makanan dengan kandungan garam, gula atau lemak
yang tinggi: keju, makanan cepat, gorengan, dan makanan
dikelola (biskuit, kue, makanan kemas dengan kadaluwarsa
panjang, makanan instan).
-Makan protein secara seimbang – kelebihan protein dapat
menambah tekanan pada hati.
-Minum banyak cairan – terutama air – untuk membilas
racun dari tubuhnya.
-Berolahraga teratur dan membuat rencana untuk
mengurangi stres.
-Asetaminofen (obat penawar rasa sakit non-aspirin),
terutama dengan dosis tinggi (2.000mg per hari), dapat
meracuni hati. Asetaminofen dikandungkan dalam banyak
macam obat, jadi baca etiket dengan seksama. Asetaminofen
dan alkohol bersama dapat menyebabkan kerusakan hati
yang berat.
-Hindari vitamin A, D, E dan K dengan dosis tinggi.
-Rempah dan jamu yang kadang kala dipakai untuk
meningkatkan kesehatan hati termasuk: milk thystle
(silymarin), temu lawak, astralagus, dandelion, bupleuru,
bawang putih, akar likoris, artichoke, asem tioktik (alfalipoik),
dan ginkgo biloba. Semua zat, termasuk jamu, dapat
menyebabkan efek samping dan dapat berinteraksi dengan
obat lain yang dipakai, termasuk ARV.
-Hindari rempah yang diketahui meracuni hati: peppermint,
mistletoe, teh yerba, sassafras, germander, chaparral, skull cap,
pala, valerian, Jin Bu Juan, comfrey (teh bush), pennyroyal,
dan tansy ragwortsenna.
-Jangan memakai tambahan zat besi kecuali diusulkan oleh
dokter – zat besi berlebihan dapat menambah beban pada
hati.

Treatment for Dry socket


In dentistry, a dry socket is a layman's term for alveolar osteitis. The alveolus is the part of the jawbone that supports the teeth, and osteitis means simply “bone inflammation”. It is an irritation of the bone open to the oral cavity after the loss of or premature disintegration of the blood clot.

Alveolar osteitis is a painful phenomenon that most commonly occurs a few days following the removal of mandibular (lower) wisdom teeth. It occurs when the blood clot within the healing tooth extraction site is disrupted. In rare cases, the removal of the upper wisdom teeth can also result in alveolar osteitis.
The pain from alveolar osteitis usually lasts for 24–72 hours. There is no real treatment for dry socket — it is a self-limiting condition that will improve and disappear with time — but certain interventions can significantly decrease pain during an episode of dry socket. These interventions usually consists of a gentle rinsing of the inflamed socket followed by the direct placement within the socket of some type of sedative dressing, which soothes the inflamed bone for a period of time and promotes tissue growth. This is usually done without anesthesia.[4] The active ingredients in these sedative dressings usually include natural substances like zinc oxide, eugenol, and oil of cloves. It is usually necessary to have this done for two or three consecutive days, although occasionally it can take longer. Because true dry socket pain is so intense, additional analgesics are sometimes prescribed.

Saturday, December 26, 2009

Treatment of Dental Infections



A toothache is a minor infection of the tissues inside and surrounding a tooth. If not treated promptly and effectively, infections in the jaws and face can develop into life-threatening emergencies. Pain and swelling in the face, jaws, or neck very often indicates an infection of dental origin. For minor infections, evaluation and treatment are done in our office. For more severe infections, appropriate imaging studies and antibiotic sensitivity tests may be needed. For both minor and severe infections, our treatment may include antibiotics, drainage of infectious fluid, and sometimes extraction of involved teeth.

Injuries to the Teeth


Isolated injuries to teeth are quite common. Children often sustain damage to teeth during falls, sports, and skateboarding or bicycle accidents. Such traumatic injuries can usually be effectively treated in our office, avoiding the inconvenience and cost of an emergency room visit. In order to repair teeth which have been displaced or "knocked out," we carefully repositioning the teeth and splint the teeth until they are healed. Splinting stabilizes the unstable teeth by securing them to the adjacent healthy teeth for several weeks.
If a permanent tooth is "knocked out", it should immediately be placed in cold milk, or better yet, back into the socket (We don’t typically attempt replantation of baby teeth). The sooner the tooth is re-inserted into its socket, the better for the survival of the tooth. The patient should be seen in our office as soon as possible. Although gentle rinsing is advisable, never attempt to wipe the tooth off, since the living cells of the tooth ligament may be injured or killed, lessening the success of replantation. After the acute treatment in our office, we may call upon other dentists such as an endodontist, who may be asked to perform root canal therapy, or a restorative dentist, who may need to repair or rebuild fractured teeth. In the event that injured teeth can not be saved or repaired, dental implants are typically utilized to replace traumatically lost teeth.

Treatment for Dental and Facial Trauma


Oral and Maxillofacial Surgeons are uniquely qualified and experienced to manage and treat dental and facial trauma. Although most injuries are minor and are most easily and conveniently treated in our care, should the injury be severe enough to require treatment in an operating room. For children, various sedation techniques can be employed to deliver comfortable and safe treatment for injuries.
When soft tissue injuries such as lacerations occur on the face, they are typically repaired by placing sutures (stitches). In addition to our goal of the best cosmetic result possible, care is taken to inspect for and treat injuries to such key structures as facial nerves and saliva glands and ducts.
Fractures of the bones of the jaws and face are treated in a manner similar to the fractures in other parts of the body. When an arm or a leg is fractured, a cast is often applied to stabilize the bone and allow for proper healing. Since a cast cannot be placed on the face, we stabilize the fracture by wiring the jaws together. More severe fractures of the jaw are best treated and stabilized by the surgical placement of small bone plates and screws at the involved site. This allows a patient to return to normal function more quickly.