Saturday, January 2, 2010

Infeksi Nasokomial

Menurut Pelczar dan Chan (1988), kata nosokomial berasal dari bahasa Yunani yang berarti di dalam rumah sakit, jadi infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat sewaktu berada di rumah sakit.
Brachman dalam Bennet dan Brachman (1992) mengatakan, bahwa infeksi nosokomial adalah infeksi yang berkembang di rumah sakit atau disebabkan oleh mikroorganisme yang didapat selama berhubungan dengan rumah sakit. Infeksi nosokomial tidak hanya melibatkan pasien rumah sakit tetapi siapa saja yang berhubungan dengan rumah sakit, seperti para staf rumah sakit, pengunjung, pengantar ataupun pedagang di dalam rumah sakit.

chondrosarcoma



Chondrosarkoma adalah sebuah tumor ganas yang berkarakteristik dengan adanya formasi kartilago, bukan pada tulang. Chondrosarkoama merupakan tumor sel spindel tulang nomor dua yang paling sering terjadi.
Tumor ini berkisar 10% dari seluruh tumor primer dari skeleton, tetapi yang menyerang tulang rahang sangat jarang, kurang lebih 1% dari seluruh chondrosarkoama yang timbul pada daerah kepala dan leher. Chondrosarkoma membentuk suatu grup tumor yang heterogen yang basik neoplastik jaringanannya adalah cartilago tanpa adanya bukti formasi osteoid. Kadang-kadang formasi tulang terjadi dari differensiasi kartilago jika ada bukti keterlibatan osteoid atau produksi tulang lesi tersebut diklasifikasikan sebagai osteosarkoma. Terdapat lima tipe chondrosarkoma yaitu central, periperal, mesenchymal, differentiated, clear sel.
Chondrosarkoma klasik merupakan central (timbul dalam tulang atau peripheral (timbul dari permukaan tulang). Tiga lainnya bervariasi dan mempunyai karakteristik histologik dan klinis yang jelas.
Chondosarkoma central dan peripheral dapat timbul sebagai tumor primer atau sekunder untuk mendasari neoplasma. 76% Chondrosarkoma timbul secara sentral. Chondrosarkoma primer paling sering timbul dari benign cartilago tumor. Bentuk multipel dari osteochondroma atau enchondroma mempunyai rate yang lebih tinggi dari transformasi malignansi dibandingkan lesi yang menyendiri.
download chondrosarkoma

Friday, January 1, 2010

Close & Open Reduction Treatment for Facial Fracture


Fraktur fasial sangat bervariasi keparahannya, ada yang melibatkan satu tulang atau beberapa tulang yang kompleks, tergantung derajat kekuatan impak yang mengenai fasial. Fraktur fasial dapat mengakibatkan deformitas dan hilangnya fungsi wajah yang mempengaruhi kehidupan sosial penderita (David, 1995)
Trauma fasial lebih sering disebabkan kecelakaan kendaraan bermotor, trauma olah raga, jatuh dan kekerasan atau perkelahian. Fraktur mandibula merupakan satu-satunya fraktur tulang fasial dengan rata-rata insidensi sekitar 70%, dari jumlah tersebut sekitar 15 % selalu diikuti dengan fraktur yang lain. Fraktur mandibula dapat digolongkan dalam berbagai cara terminologi yang belum distandarisasi, yaitu fraktur simple, compound, greenstick, comminuted, patologis, multiple, impaksi, atropik, indirek dan kompleks, tetapi ada yang menggolongkan fraktur mandibula berdasarkan regio anatomi yang terlibat, seperti: simfisis, body, angle, ramus, prosesus kondiloideus (kondilus), koronoideus dan alveolaris (Fonseca, 1999)
Rata-rata terjadinya fraktur mandibula sekitar 1,5-1,8 juta orang di USA, sekitar 53% menderita fraktur unilateral, 37% fraktur bilateral dan sisanya sebanyak 9% menderita fraktur multiple (Tawfilis, 2002)
Perawatan
Perawatan fraktur mandibula dapat dilakasanakan dengan metode terbuka maupun tertutup. Indikasi metode terbuka maupun tertutup telah berubah secara dramatis pada abad terakhir ini, kemampuan merawat fraktur dengan metode terbuka dan fiksasi rigid internal (ORIF) juga telah berubah secara dramatis pula terutama dalam pendekatan bedahnya (Barrera, 2002; Tawfilis, 2002 ).
Metode tertutup dan terbuka dengan wire osteosynhesis membutuhkan pemakaian fiksasi intermaksiler (IMF) rata-rata selama 6 minggu untuk penyembuhan fraktur yang memuaskan. Kesulitan timbul akibat lamanya pemakaian IMF termasuk masalah airway, nutrisi yang buruk, kehilangan berat badan, kesehatan mulut yang buruk, kesulitan berbicara, insomnia, kehidupan sosialnya menjadi tidak nyaman, kehilangan pekerjaan, kesulitan mengembalikan pembukaan mulut menjadi normal kembali (Tawfilis, 2002).
Kebalikannya, penggunaan fiksasi rigid atau semi rigid pada fraktur mandibula bisa memperoleh mobilisasi lebih awal dan fungsi rahang kembali normal, airway terkontrol, status nutrisi lebih baik, pasien masih dapat berbicara, kesehatan mulut lebih baik, pasien lebih nyaman dan dapat segera kembali bekerja (Tawfilis, 2002).
Komplikasi
Komplikasi yang terjadi selama perawatan fraktur mandibula jarang terjadi. Komplikasi yang dapat terjadi pada fraktur mandibula sebagai berikut (Goldman, 2002; Barrera, 2002; Widell, 2001)
- Delayed union dan nonunion
- Infeksi
- Malunion
- Ankilosis sendi temporomandibula
- Trauma saraf alveolar inferior dan cabang-cabangnya